just check !

Senin, 27 Oktober 2014

Tugas Bahasa Indonesia 1#


NAMA      : RICKY REYHANDIKA ROUZY
KELAS     : 3KA27
NPM         : 16112291
M.K          : BAHASA INDONESIA 1#


Tugas.
1.            Jelaskan peranan sikap keterbukaan dalam ragam bahasa lisan.

Jawab: 

keterbukaan dalam bahasa lisan dapat menimbulkan bahasa yang komunikatif, sehingga pendengar atau komunikan dapat menerima maksud perkataan dari lawan bicaranya. Melalu intonasi, nada.. Dan juga dapat disampaikan melalui media lisan, untuk membantu pemahaman.

2.            Pada ragam lisan, pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang kurang tepat dapat mengalihkan perhatian pendengar. Jelaskan dan berikan contoh.

Jawab:

dalam bertutur kata antar sesama, kita pun mempunyai kosa kata bahasa dan intonasi yang berbeda beda. Pengucapan bunyi bahasa yang kurang tepat dapat menimbulkan kesan yang berbeda pada setiap orang. Seperti kebosanan, kurang menyenangkan, dan sebagainya. Sehingga maksud dari tujuan tidak tersampaikan dengan baik.

Contohnya, jika berbicara dengan nada tinggi, akan menimbulkan kesan membentak,marah, kesal. terlalu banyak berbicara, membuat orang binggung dan bosan. Sehingga tidak memperhatikan.

3.            Buat wacana yang membedakan pemanfaatan bahasa indonesia pada tataran/ bidang ilmiah, semi ilmiah, dan non ilmiah.

Jawab:

Wacana Ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodolog penulisan yang baik dan benar. Jenis karangan ilmiah yaitu:

Makalah: karya tulis yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif (menurut bahasa, makalah berasal dari bahasa Arab yang berarti karangan).
Kertas kerja: makalah yang memiliki tingkat analisis lebih serius, biasanya disajikan dalam lokakarya.
Skripsi: karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasar pendapat orang lain.
Tesis: karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi.
Disertasi: karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih dengan analisis yang terinci.

Contoh wacana ilmiah :
Tumbuhan Akuatik
     Tumbuhan akuatik adalah tumbuhan yang berhabitat di lingkungan air. Tumbuhan ini sangat mudah kita jumpai karena habitatnya yang mudah di temui oleh setiap orang. Tumbuhan akuatik disebut juga tumbuhan hidrophytic atau hydrophytes. Dibandingkan dengan jenis tanaman seperti mesophytes dan xerophytes, hydrophytes tidak ada masalah dalam menahan air karena banyaknya air dalam lingkungan tempat tumbuhan tersebut hidup.

Ciri-ciri :
1. Kutikula tipis. Hal ini bertujuan untuk mencegah kehilangan air.
2. Sel stomata pada umumnya tidak aktif. Hal ini dikarenakan tumbuhan
     akuatik tidak memerlukan banyak kontrol dalam siklus air.
3. Peningkatan jumlah stomata. Hal ini bertujuan untuk siklus
     pengeluaran air pada tumbuhan tersebut untuk menghindari kelebihan air.
4. Flat daun pada permukaan tanaman untuk pengapungan.
5. Mempunyai akar yang kecil agar air dapat tersebar langsung ke daun.
6. Akar dapat mengmbil oksigen langsung dari dalam air.

Beberapa jenis tanaman air :
1. Lotus
     Tanaman jenis ini membutuhkan media air dan tanah
2. Teratai
     Tanaman jenis ini membutuhkan media air dan tanah, biasanya
diletakkan dalam pot tanah liat yang melebar. Daun teratai
akan besar jika cukup zat makanan dan pupuk, daunnya akan
terbentang dam membesar d atas permukaan air.
3. Kapu-kapu
    Tanaman jenis ini membutuhkan media air dan tanah. Tanaman jenis ini
tidak dapat terkena sinar matahari langsung dan tidak bisa mendapatkan
terlalu banyak air, agar daunnya tidak cepat hancur.

Keterangan :
Tumbuhan Akuatik : Tumbuhan air
Tumbuhan Mesophytes : Tumbuhan yang hidup pada suhu rata-rata dan
kelembaban yang cukup.
Tumbuhan Xerophytes : Tumbuhan yang hidup pada habitat kering.
Kutikula : Kulit tumbuhan
Stomata : Mulut daun

Wacana Semi-Ilmiah adalah sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannyapun tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering di masukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis Semi Ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen. Karakteristiknya : berada diantara ilmiah.

Contoh wacana semi-ilmiah :

Jakarta – Perombakan menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II tinggal menghitung hari. Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengungkapkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah mengantongi nama-nama calon menteri barunya.
“Semua (nama calon menteri-red) sudah ada di kantong beliau,” ujar Anas di sela-sela menyaksikan turnamen Volly ‘Saan Mustopa Cup’ di Kecamatan Cilamaya Wetan, Karawang, sebagaimana rilis yang diterima detikcom, Minggu (2/10/2011).
Anas mengatakan, Presiden sudah menyatakan bahwa ia akan melakukan penyegaran kabinet dan untuk itu Partai Demokrat mempersilakan Presiden memilih siapa figur yang dinilainya tepat untuk membantu.
“Jadi perombakan kabinet ini konteksnya untuk peningkatan kinerja. Siapa pun orangnya, kita serahkan kepada Presiden,” kata mantan anggota Komisi Pemilihan Umum ini.
Anas kembali mengingatkan bahwa perombakan kabinet itu hak prerogatif presiden, yang tidak perlu dipolemikkan secara berlebihan. Partai Demokrat, katanya, akan mendukung semua nama calon menteri yang telah dipilih presiden karena presiden pasti mempunyai pertimbangan yang matang sebelum memilih seseorang.
Ditanya soal sejumlah kader Partai Demokrat di kabinet yang banyak dinilai negatif masyarakat, Anas justru berpendapat sebaliknya. “Kader kami sudah sangat baik,” ujar Anas membela.
Namun yang jelas, kata Anas, pasca perombakan kabinet nanti para menteri dituntut agar semakin produktif dan mampu menerjemahkan berbagai program kerja pemerintahan dengan baik dan efisien.

Wacana Non Ilmiah (Fiksi) adalah Satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konflik, klimaks, setting dsb.

Ciri-ciri karangan nonilmiah:
a. ditulis berdasarkan fakta pribadi,
b. fakta yang disimpulkan subyektif,
c. gaya bahasa konotatif dan populer,
d. tidak memuat hipotesis,
e. penyajian dibarengi dengan sejarah,
f. bersifat imajinatif,
g. situasi didramatisir, dan
h. bersifat persuasif. 

Contoh wacana non-ilmiah :
(Cerpen) Nikmatnya Sedekah
 Hari itu tepatnya hari Rabu, seperti biasa aku bergegas menuju kampus dengan mengendarai sepeda motor. Karena hari sudah siang, aku memacu sepeda motorku dengan kencang karena jarak rumah ke kampus sekitar 28 km.
Nampak satu per satu pengendara berebut menjadi pemenang bagaikan pertandingan balap yang diadakan di arena. Terlihat saling angkuh antara pengendara satu dengan pengendara lainnya seperti tak ingin kalah begitu pula aku.
Tak lama kemudian aku pun sampai di kampus yang tak begitu besar, suasana masih sunyi hanya terlihat beberapa mahasiswa mulai memasuki ruang kelasnya. Waktu menunjukan pukul 07.55 dimana perkuliahan akan segera dimulai. Aku duduk di dalam ruang kelas sembari memainkan handphone kesayanganku menunggu perkuliahan dimulai.
“Tet… tet… tet..” suara bel yang terkesan seperti suara bel anak taman kanak-kanak terdengar nyaring di telingaku pertanda perkuliahan akan segera dimulai.
Seperti biasa sebelum perkuliahan dimulai, selalu ada sesi motivasi dari dosen. Hal itu merupakan bagian dari aturan di kampusku dengan durasi maksimal 15 menit.
“selamat pagi semuanya” sapa Pak Widi dosen mata kuliah Enterpreneur memulai perkuliahan hari ini.
“selamat pagi” sahut mahasiswa lain berbarengan. Mereka sangat bersemangat apabila mengikuti mata kuliah Entrepreneur yang diajarkan beliau, karena selain orangnya asik beliau juga selalu memberi masukan-masukan yang maknanya dalam.
“motivasi dari saya hari ini adalah tentang arti bersedekah. Semua tahu arti sedekah? ada yang rutin bersedekah di kelas ini?” Tanya beliau sebelum memulai motivasi.
“tahu, tapi nggak sering ngelakuinnya pak” jawab beberapa mahasiswa dengan jujur.
Beliau berdiri menulis sesuatu di whiteboard, hal ini membuat kami penasaran dan mencoba membaca apa yang beliau tulis. “mari bersedekah” dua kata yang beliau tulis di whiteboard mampu membuat kamu semakin tak mengerti dengan alur cerita motivasi pagi itu.
“baiklah. Perlu kalian ketahui untuk menjadi pengusaha yang sukses, kita harus mengikuti ajaran dari agama kita dengan benar apalagi semua yang ada di kelas ini mengaku beragama islam. Salah satu ajarannya adalah bersedekah. Pengusaha yang ingin kesuksesannya langgeng maka salah satu kuncinya adalah bersedekah. Karena apa? Allah swt telah memerintahkan kita melalui Al Quran salah satunya surat Al Ma’un dimana kita harus berbagi rejeki dengan anak yatim dan fakir miskin. Disini saya akan menceritakan pengalaman nyata betapa besarnya dampak dari kita bersedekah. Dulu waktu saya masih berada pada posisi di bawah dengan keadaan ekonomi yang cukup sulit, saya merelakan semua uang gaji bulan itu untuk bersedekah seraya berdoa semoga allah memberikan kemudahan rejeki dengan berlipat ganda. Satu dua minggu saya masih seperti biasa dan hidup tanpa uang gaji satu bulan, tapi di minggu ketiga tanpa sengaja ada orang menawari saya sebuah pekerjaan dengan nominal yang cukup tinggi waktu itu hampir berkisar 350 juta. Sejak saat itu saya rutin bersedekah dan alhamdulilah sampai saat ini saya tak pernah merasa kesulitan masalah ekonomi dan uang selalu datang menghampiri saya dengan jalan yang bervariasi. Jadi kesimpulannya dengan bersedekah, rejeki kita akan bertambah dan dilapangkan jalannya dan saya berharap mulai saat ini kalian bisa menyisihkan uang jajan atau uang hasil jualan untuk bersedekah di jalan yang benar bukan untuk hura-hura membeli kemaksiatan” paparnya kepada mahasiswa.
Salah satu mahasiswa mengajukan pertanyaan sebelum sesi motivasi ditutup. “Pak, sebaiknya bersedekah itu ke siapa? kalo ke pengamen jalanan termasuk sedekah bukan?”
“bersedekah pastinya yang utama ke orang yang membutuhkan. Kalo saya pribadi lebih memilih bukan ke pengamen karena mereka menjual suaranya untuk mendapatkan uang sedangkan kalo kita bersedekah ke seseorang bukannya kita tidak mendapatkan apa-apa dari mereka. Lebih baik saran saya kalo tidak ke pengemis ya… lebih baik ke panti asuhan atau ke pondok pesantren yang menggratiskan santrinya untuk menempuh pendidikan”
“lh… kenapa bisa begitu Pak? Jadi kalo kita ngasih ke pengamen bukan dihitung sedekah?” Tanya mahasiswa lain penuh rasa keingin tahuan.
“ya menurut saya mereka menjual suara dan kita membeli suara mereka, jadi ada yang diperjual belikan. Dan saya cenderung mengajak kalian bersedekah ke panti asuhan dan pondok pesantren yang saya maksudkan tadi karena uang yang kita berikan bisa bermanfaat untuknya. Pertama keduanya mendidik anak bangsa untuk meraih cita-citanya yang kelak mereka bisa berguna dalam membangun bangsa ini”
Mendengar penuturan yang panjang lebar, semua mahasiswa terdiam sejenak meresapi nasehat dan penjelasan dosen kesayangannya hari itu.
Hari berikutnya, aku dan beberapa temanku sebut saja Isna, Aulia dan Husnul mulai mengikuti nasehat pak dosen meski yang kami sedekahkan hanya sebagian kecil dari uang saku atau uang hasil berdagang.
Kami memulai kegiatan ini dengan rutin tiap minggunya baik ke pengemis maupun orang yang membutuhkan. Sungguh diluar dugaan, sejak kami rajin melakukan kegiatan bersedekah tersebut, nikmatnya mulai terasa di antaranya kami tidak pernah lagi merasa kesulitan dalam hal rejeki karena selalu saja ada jalan atau pemberian yang tak terduga dari orang di sekitar, selain itu bisnis kecil yang aku dan Isna jalankan mulai memberikan hasil dengan ramai serta selalu ada pembeli tanpa mengalami kerugian-kerugian bisnis seperti sebelum-sebelumnya sebelum mengenal arti sedekah yang sesungguhnya.
“petuah dosen kita benar adanya, hidup dengan cara agama yang benar dan dilakukan dengan hati yang ikhlas ternyata mampu mengubah hal-hal di luar logika seorang manusia terbukti dengan hal-hal indah yang tak terduga mengiringi perjalanan hidup kita” kataku membuka pembicaraan di tempat kami biasa nongkrong yakni di dekat ruko tak berpenghuni yang letaknya tak jauh dari kampus.
“setuju, dan itu semua terbukti pada diri kita saat ini. Bersedekah ternyata membuat hidup kita semakin nikmat dan lebih bahagia lahir maupun batin” Aulia ikut angkat bicara. Dia menatap ketiga wajah teman-temannya dengan penuh senyum kebahagiaan.
Isna bangkit dari tempatnya menyendiri. “iya, benar ternyata rahasia di balik kesuksesan beberapa pebisnis yang langgeng mereka selalu rutin menyedekahkan keuntungannya bukan memakan semuanya”
“nah kalo begitu, kita harus berkomitmen untuk menyedekahkan sebagian harta yang kita miliki karena sebagian harta yang kita punya ada hak orang miskin betul?”
“betu… betul… betul…” serempak kami menjawab pertanyaan Husnul seraya tertawa lepas. Semenjak saat itu pun kami berkomitmen untuk menjalankan aktivitas ibadah sebagaimana perintah Allah SWT.
THE END
Cerpen Karangan: Enggar Widianingrum
Blog: Kampusgeol.blogspot.com
Seorang penulis pemula yang memulai serius menulis sejak 2012 dengan novel perdana berjudul “jabat (janji sahabat)”


Source :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar