just check !

Selasa, 02 April 2013

Cerpen dan Resensinya


CINTA YANG HILANG
karya : Ifa Avianti

Jam sudah menunjukkan pukul 06.55 WIB,aku masih menunggu mobil angkot yang lewat. Aku melihat ke jalan,akhirnya mobil angkot lewat juga. Aku langsung menaiki angkot itu. Angkot berjalan begitu cepatnya. Tak terasa aku telah sampai di depan sekolahku. Aku segera berlari,sebentar lagi kelas akan masuk. Kelasku paling ujung dari kelas yang lainnya. Aku berhenti berlari dan berjalan perlahan. Heh…untung saja belum ada guru yang masuk. Aku langsung menuju kursiku. Sudah ada Hanna yang menungguku sejak tadi.“ Telat?”, tanyanya mengejekkuAku hanya tersenyum padanya. Aku mengeluarkan buku Matematikaku. Tak lama kemudian,Bu Santi masuk ke dalam kelas. Sungguh,hari ini benar-benar melelahkan bagiku.Bel berbunyi tiga kali,menandakan kini waktu untuk pulang. Aku memasukkan buku dan peralatan tulisku ke dalam tas.“ Hari ini ada acara gak?”, Tanya Hanna“ Gak,kenapa?”“ Ke rumahku ya,aku mau kenalin kamu sama seseorang”“ Siapa?”“ Sepupuku dari Jakarta”“ Oh..Oke”Aku dan Hanna segera berlalu dari kelas. Supir pribadi Hanna berdiri di depan mobil dan langsung membukakan pintu mebilnya untuk kami. Hanna memang anak orang kaya,tetapi ia tak mempermasalahkan aku dari golongan mana,seperti anak-anak orang kaya yang lainnya. Mobil berjalan perlahan ketika di depan rumah yang sangat megah itu. Mobil berhenti,aku dan Hanna keluar dari mobil. Ada seorang wanita berambut panjang mengenakan daster. Ia langsung membawakan tas milikku dan milik Hanna. Wow…aku selalu tertegun ketika aku masuk ke dalam rumah Hanna. Banyak guci-guci besar yang berada di samping sofa ruang tamu. Hanna menarik tanganku dan berjalan cepat menuju ruang belakang. Kulihat ada taman kecil dan terdapat kolam ikan yang mungil. Aku melihat ada seorang laki-laki yang sedang membaca majalah. Wajahnya tertutup oleh majalah itu. Hanna masih menarik tanganku sampai di depan laki-laki itu.“ Rio..”,sapa Hanna pada laki-laki ituMajalah itu ia lipat. Aku tertegun melihat wajah laki-laki itu…sungguh tampan.“ Aku mau kenalin kamu. Ini temen aku,Ratna. Ratna,ini Rio”Aku dan Rio bersalaman. Kami hanya saling melempar senyum tanpa ada satu katapun. Rio sangat tampan. Dia juga tinggi dan berkulit putih. Ya ampun…hatiku berdebar saat dekatnya. Rio menaruh majalahnya di atas kursi malas di belakangnya. Kemudian ia masuk ke dalam rumah dan tak berkata apa-apa padaku. Apa dia tidak suka padaku,pikirku.“ Maaf ya,Rio itu orangnya pemalu. Tapi dia baik,lama-lama juga kamu dekat sama dia.” Ujar Hanna meyakinkanku. Waktu terasa cepat,aku mengambil tasku dan bergegas untuk pulang. Hanna menemaniku sampai di depan rumahnya. Aku tak melihat Rio dimanapun. Mungkin,aku akan bertemu dengannya lagi lain waktu.Hari ini aku beruntung lagi,aku tidak di hukum walaupun aku sedikit agak terlambat. Aku memasukkan buku-bukuku ke dalam tas.“ Ratna,kita jalan yuk..” ajaknya“ Mau ke mana lagi?”“ Aku mau kamu dekat sama Rio. Mungkin saja kalian nantinya pacaran”, katanya sambil tertawaAku hanya tertawa mendengar itu. sebenarnya,aku juga mengharapkan seperti itu. tapi itu sulit,Rio terlalu sempurna bagiku. Aku dan Hanna berjalan menuju keluar. Hari ini,bukan supirnya yang menunggu kami,tetapi Rio. Hanna masuk ke dalam mobil bagian belakang supir. Aku mengikuti Hanna,tetapi ia mendorongku pelan.“ Kamu temani Rio. PDKT..”,bisiknyaAku masuk ke dalam mobil di sebelah Rio. Rio menyalakan mesin mobil dan berjalan dengan pelan. Dalam perjalanan,aku dan Rio hanya terdiam dan saling melempar senyum,hanya ocehan Hanna yang terdengar di dalam mobil. Hanna kemudian diam. Mobil hening sejenak.“ Ratna,kamu teman sekelas Hanna?”, suara Rio memecah keheningan“ Iya” jawabku singkatKami terdiam. Tak ada komentar sedikitpun dari Hanna.“ Oh iya…Ratna,boleh minta nomor HP kamu gak?”“ Boleh”Aku mengetik nomor HP ku di HP nya.“ Ini”“ terima kasih ya.”“ sama-sama”Mobil berhenti tepat di depan gang rumahku. Aku turun dan melambaikan tanganku pada mereka.Aku baru saja selesai sholat isa. Malam ini begitu dingin. Aku mendengar HP ku berbunyi. Aku melihat ada satu pesan untukku. Hah! Ini dari Rio.Malam. Kalau besok gak ada acara,aku mau ajak kamu nonton. Besok aku jemput pulang sekolah. BlsRio mengajakku nonton? Ini kesempatan yang bagus agar aku bisa dekat dengannya. Aku langsung membalas pesan dari Rio tanpa pikir panjang.Boleh,besok aku gak ada acara. Aku tunggu.Aku tidak sabar menanti hari esok. Aku akan pergi berdua dengan Rio.Hari ini aku begitu bersemangat. Sebentar lagi waktunya pulang. Hanna bingung melihatku begitu ingin cepat-cepat pulang. Bel sekolah berbunyi. Aku langsung memasukkan bukuku dengan tergesa-gesa. Selesai membereskan buku,aku keluar kelas meninggalkan Hanna. Hanna berlari mengejarku. Aku melihat Rio berdiri dekat mobilnya dan tersenyum melihat kedatanganku.“ Oh…ini yang bikin kamu buru-buru pulang?”, Tanya Hanna menggodaAku hanya tersenyum malu pada Hanna. Kami masuk ke dalam mobil. Rio mengantar Hanna terlebih dahulu pulang ke rumahnya. Setelah mengantar Hanna,kami bergegas pergi ke Mall.“ Aku sudah memesan tiket”,ujarnyaKami seharian pergi berdua. Dari sini lah kami mulai akrab dan sering pergi berdua. Rio sering meneleponku tiap malam. Menanyakan apa aku sudah makan,belajar,dan yang lainnya. Aku senang sekali bisa dekat dengan Rio.Sudah seminggu lebih aku dan Rio dekat,tetapi Rio tak pernah menyatakan cintanya padaku. Pagi ini aku datang tepat waktu. Aku masuk ke dalam kelas. Tak seperti biasanya,Hanna belum datang. Bel masuk berbunyi,aku masih belum juga melihat kehadiran Hanna. Sampai Pak Iwan masuk ke dalam kelas,Hanna tak muncul-muncul juga. Mungkin hari ini ia tak hadir,apa ia sakit?. Bel pulang berbunyi,aku segera keluar dari kelas. Aku berniat untuk ke rumah Hanna,mungkin ia sedang sakit jadi aku ingin menjenguknya. Hp ku berbunyi. Ada satu panggilan dari Hanna.“ Ratna,bisa kamu ke rumah sakit sekarang”,suara Hanna terdengar gemetar.“ Iya”,jawabku singkat.Hanna menutup telponnya. Aku bergegas untuk sampai ke rumah sakit. Aku khawatir pada Hanna,suaranya terdengar seperti ingin menangis. Ada apa dengan Hanna?Tak lama aku sampai di depan rumah sakit. Aku berlari sambil menelepon Hanna. Hanna bilang,ia ada di ruang Melati. Aku bertemu salah satu perawat rumah sakit dan aku meminta untuk diantarkan. Di lorong rumah sakit,aku melihat dari jauh sosok Hanna. Aku bingung,kenapa Hanna ada di lorong?. Hanna mendekatiku. Ia diam sambil memandangku.“ Hanna,kamu kenapa?”, tanyaku heranHanna tak menjawab pertanyaanku. Tiba-tiba Hanna memelukku dan menangis. Ia menangis tersedu-sedu. Aku memeluknya erat-erat. Hanna melepaskan pelukanku dan membimbingku ke dalam ruangan. Sebelum masuk ke dalam,Hanna menggenggam tanganku dengan erat. Aku membuka pintu ruangan dengan perlahan. Di tempat tidur,aku melihat Rio terbaring lemah. Ada alat oksigen terpasang di mulutnya. Banyak alat-alat medis terdapat di dekatnya. Aku terdiam. Aku mendekati rio dengan perlahan. Tangannya aku pegang,dingin sekali. Aku memanggil namanya dengan suara pelan. Air mataku terjatuh melihat ia tak meresponku. Aku menangis di dekatnya. Hanna memegang pundakku. Ia membawaku keluar dari ruangan itu. Kami duduk di kursi lorong.“ Rio terkena Kanker Otak”, kata Hanna.Aku terkejut mendengarnya. Hanna menatapku dengan sedih. Aku terdiam menunggu Hanna melanjutkan ucapannya.“ Penyakit itu sudah ada dari Rio masih kecil. Kata Dokter,ia beruntung bisa hidup lama sampai saat ini. Tadinya Rio putus asa karena penyakitnya. Tetapi setelah bertemu kamu,ia mau semangat lagi untuk hidup. Tapi…tapi…”, Hanna menghentikan ucapannya dan menangis. Aku memeluk Hanna dan menangis.Sudah dua hari ini Rio belum sadar dari komanya. Setiap pulang sekolah,aku dan Hanna pergi ke rumah sakit untuk menjenguknya. Aku membawa buku Yasin-ku untuk aku baca di sana. Mobil Hanna berhenti di depan rumah sakit. Aku dan Hanna turun dari mobil dan bergegas masuk. Kami bergegas ke ruangan Rio dirawat. Banyak keluarganya yang datang. Aku melihat orang tua Rio yang sedang makan di kursi lorong. Hanna menyuruhku untuk masuk terlebih dahulu. Aku masuk dan duduk di kursi samping tempat tidur Rio. Aku membuka tasku dan mengambil buku Yasin-ku. Aku segera membaca surat Yasin dengan suara pelan. Aku berhenti membaca ketika aku melihat tangan Rio bergerak. Aku segera keluar dan memberitahu Hanna dan orang tua Rio. Mereka semua masuk ke dalam ruangan. Aku berdiri di samping Rio. Rio membuka matanya. Ia melihat sekelilingnya. Kami semua senang melihat Rio sadar dari komanya. Rio menoleh ke arahku. Aku tersenyum padanya. Aku tak mau terlihat sedih di depannya. Tangan Rio kini menggenggam tanganku. Ia menarik tanganku dan aku berada sangat dekat dengannya.“ Ikhlaskan aku,Ratna”, bisiknyaAku terkejut mendengarnya. Rio menatapku dan tersenyum padaku. Matanya tertutup lagi. Aku terpaku saat itu. Keluarga Rio semua panik. Ayah Rio bergegas menekan bel untuk memanggil dokter ataupun perawat. Tak lama kemudian,seorang dokter dan tiga perawatnya masuk ke dalam ruangan. Kami semua menunggu di luar. Hanna menggenggam tanganku dengan erat. Aku takut terjadi sesuatu pada Rio. Pintu ruangan terbuka. Kami semua berdiri dan mendekati dokter yang keluar dari ruangan itu.“ Bagaimana anak saya,Dok?”, Tanya Ayah RioDokter itu tak menjawab apa-apa. Ia hanya menggelengkan kepalanya. Semua menangis saat dokter itu menampakkan wajah yang sedih. Hanna memelukku erat dan menangis. Aku terdiam mendengarnya. Aku teringat apa yang Rio bisikan padaku. Air mataku langsung terjatuh. Aku menangis tersedu-sedu.Siang ini begitu suram. Matahari tertutup oleh awan hitam,seakan mengantar kepergian Rio. Tubuhnya kini diselimuti oleh kain kafan yang putih. Sosoknya tak tampak lagi,terkubur dalam tanah. Aku hanya menatap jasad Rio yang kini kaku dan pucat,sedikit demi sedikit tertutup oleh tanah. Seorang kiyai berdiri di dekat makam Rio dan membacakan sebuah doa untuk mengantarkan kepergian Rio. Semua pelayat satu demi satu meninggalkan makamnya. Kini hanya aku,Hanna,dan kedua orang tua Rio yang masih berada dekat makam. Aku bangkit dan meninggalkan makam Rio bersama Hanna.“ Ada sesuatu dari Rio buat kamu,Ratna”Hanna mengambil sesuatu dari kantong bajunya. Aku melihat sebuah lipatan kertas berwarna merah muda. Hanna memberikan surat itu.“ Ini di tulis oleh Rio sebelum ia jatuh pingsan dan masuk rumah sakit”, jelasnyaAku membuka surat itu dengan perlahan. Aku melihat tulisan tangan Rio. Aku membacanya isi surat itu bersama Hanna.Bahagiaku melihat bahagia wanita yang kucintai. Bersamanya lepas semua beban yang kurasakan. Tatapan matanya buatku tak sanggup untuk katakan tidak. Sebenarnya aku hanya ingin mengatakan,aku cinta padamu.Aku melipat kertas itu kembali. tak pernah kusangka akan secepat ini aku kehilangan Rio. Aku memasukkan kertas itu ke dalam saku celanaku. Aku berjalan pelan dan meninggalkan pemakaman. Kuusap air mataku dan berjalan pulang. Aku tidak boleh menangis,Rio memintaku untuk mengikhlaskan kepergiannya. Aku tahu,aku kini kehilangn sosok Rio dalam hidupku. Tapi cintanya,masih akan hidup dalam hatiku. Untuk hari ini dan selamanya…. TAMAT




resensi  

CINTA YANG HILANG
Judul : Mencari Belahan Jiwa
Penulis : Ifa Avianti
Penerbit : Gema Insani
Cetakan : November 2006 ( cetakan pertama )
Tebal : 202 halaman


Buku kumpulan Cerpen ini adalah sebuah karya dari seorang penulis yang bernama Ifa Avianti yang lahir di Jakarta. Ifa adalah lulusan dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia, jurusan Teknik Metalurgi. Tulisannya berupa cerpen, cerbung, essay dan artikel tersebar pada majalah Annida, Ummi, Muslimah, Amanah, Sabili, Noor, Safina, Paras, Aisha, tabloid Fikri, Buletin Hanif, Q-Zone, serta portal Moslemworld.
Menulis beberapa cerpen yang dimuat di antologi bersama teman-teman penulis Forum Lingkar Pena, yaitu “Sembilan Mata Hati” (Pustaka Annida, Jakarta, 1998), “Ketika Duka Tersenyum” (FBA Pess, Jakarta,2001), dan “Semua Atas Nama Cinta” (Ghalia, Jakarta, 2003), serta sebuah novel interaktif bersama berjudul “Kembara Kasih” (Pustaka Annida, Jakarta, 1999). Tiga tulisannya termuat dalam antologi kisah nyata para pejuang keadilan bersama Helvi Tiana Rosa, Izzatul Jannah, dkk yaitu “Bukan Di Negeri Dongeng” (Asy Syaamil, Bandung, 2003) dan masih banyak lagi karya-karya bersamanya.
Selain menjadi ibu dari putra kecil bernama Akna Mumtaz Ilmi, Ifa sedang menulis beberapa buah buku, diantaranya adalah “Barbagi Bening Cinta” (Kumpulan essay, Asy Syaamil, Bandung, 2204, kumcer dewasa “Langit Masih Biru” (Almawardi Prima, Jakarta, Juli 2005), berbagaii kumcer dewasa lainnya, juga kumcer remaja “Cinta Sudah Lewat” (Mizan, Bandung, 2005), serta berbagai kumpulan essay dan dua novel teenlit islami.
Sekarang Ifa tengah menunggu karya-karyanya lagi diterbitkan. Salah satu cita-cita Ifa adalah belajar menulis artikel ilmiah sejenis jurnal,l melanjutkan pendidikannya di bidang Creative Writing serta Materiall Science.
Saya akan mencoba memberikan sinopsis pada cerpen yang diberi judul “ Mencari Belahan Jiwa”. Cerpen ini menceritakan tentang seorang istri dari Satria, dan seorang ibu dari tiga orang anak yaitu Aziz, Naura dan Sofwan yang mempunyai kelainan bawaan yaitu autis, istri shalehah itu bernama Vedha.
Berawal dari teman semasa kecil Vedha yang biasa dipanggil Ve menjadi istri Satria. Ve bersahabat dengan adik Satria, yang bernama Uci. Usia Ve satu tahun lebih muda dari Satria dan seumur dengan Uci. Saat mereka masih kecil mereka selalu bersama, Satria adalah pelindung bagi Ve dan Uci. Namun, kebersamaan itu hanya sampai SMU, setelah Satria masuk Rohis dan dia menjadi Ikhwan. Namun Ve dan Uci tak kehilangan teman mereka mendapatkan 10 orang sahabat sekaligus yang sangat mererti mereka satu sama lain. Diantara para sahabat-sahabatnya itu, hanya Ve yang belum mengenakan jilbab. Ve masih ingin menjadi anggota OSIS, Cherleder, KIR dan lain sebagainya.
Di sekolah mereka, mengenakan jilbab adalah melanggar peraturan. Namun suatu hari, Ve berbicara pada teman-temannya bahwa ia akan mengenakan jilbab. Dan setelah Ve mengenakan jilbab banyak sekali masalah yang ditimbulkan karenanya. Untuk itu, Ve kabur bersama Uci dan Satria. Satria menjadi orang yang dingin dan cool. Setelah masalah selesai Ve dan Uci kembali ke rumah masing-masing dan meneruskan hidup mereka, dan tak lama setelahnya, Satria berbicara pada Ve bahwa ia dan Ve telah dijiodohkan sedari kecil oleh kedua orang tuanya. Entah mengapa hati Satria sangat bimbang dan akhirnya tujuh tahun setelahnya barulah Satria menikahi Ve. Padahal dulu ada rasa cinta pada hati Satria untuk Ve, tetapi mengapa semua itu sedikit demi sedikit menghilang.
Keluarga kecil mereka sangatlah rukun, tetapi begitu sunyi.Ve adalah istri yang tegar dan mandiri, ia berusaha menjadi yang terbaik bagi keluarganya, namun itu bukan keinginan Satria.
Sampai suatu saat, Satria berkenalan dengan Bening di chat room. dan berlanjut. Satria tak pernah bertemu Bening, mendengar suaranya pun belum. Namun ada perasaan sejuk apabila Satria memulai percakapan dengan Bening. Ada perbedaan pada diri Bening dan Ve, Satria ingin menolk semua rasa ini, dan ia beranikan untuk bertemu dengan Bening… apa yang akan terjadi pada rumah tangga Ve dan Satria?? Siapakah sebenarnya Bening itu??
Masih ada cerpen-cerpen selain cerpen diatas, diantaranya adalah “Aku Jatuh Cinta Lagi” yang menceritakan tentang sepasang suami istri yang sangat sibuk sehingga tidak punya waktu untuk berdua, “Reunion Potpouri” menceritakan tentang seorang anak bangsawan Jawa yang menikah denagn rakyat biasa dan dikucilkan oleh keluarga besarnya, “Jodoh Alin” yaitu menceritakan tentang seorang kaka angkat yang mencarikan jodoh untuk Alin, serta masih ada lagi cerita-cerita yang dapat kita baca dalam buku kumpulan cerpen ini.
Banyak persamaan antara cerita satu dan lainnya, yaitu mengenai masalah suami dan istri. Tetapi cerita yang ditampilkan beragam, mulai dari yang selingkuh, sampai suami yang dingin. Cerpen-cerpen dalam buku ini bisa dijadikan tuntunan agar kita bisa membina keluarga dengan baik, menjadi istri yang shalehah bagi suami, serta suami yang harus menyayangi istrinya. Namun, cerpen-cerpen ini mempunyai kekurangan dalam segi bahasa, bahasanya terlalu bertele-tele dan sulit dimengerti. Buku kumpulan cerpen ini cocok dibaca untuk kalangan yang sudah berumah tangga atau sudah dewasa. Karena, bagi anak muda, segi bahasanya sulit untuk dimengerti.
Tetapi, dari keseluruhan cerita apabila dibaca dengan seksama, banyak sekali pesan dan amanat dari penulis yang sangat berarti apabila kita akan melangkah ke taraf pernikahan.


2 komentar:

  1. ini resensi atau biografi ifa avianti ya?

    BalasHapus
  2. ini resensi, cuma sebelumnya ada sedikit menceritakan biografi ifa aviantinya

    BalasHapus