Sang Gerobak
Gerobak itu berjalan perlahan
Bahkan amat pelan
la tertawa pada lelaki tua yang terus Membakarnya
la tertawa pada lelaki tua yang kian
Terbungkuk menyeretnya
la kian melebarkan luka di bahu penyeretnya
Dengan lahapnya ia jilati peluh pak tua
Berderak-derak ia melihat ponyeretnya
Tergesa dan gelisah
la bersiul pada rintih pak tua
la tindih beban berat agar kian memberat
la terkekeh mendengar pak tua terkentut-kentut
la joget ketika batu mengganjalnya
la memaki penyeretnya ketika duduk di tepi jalan
Sambil menggulung rokok
la mengutuk ketika waktu diremehkan
la loncat-loncat ketika pak tua dengan sengaja
Melupakan rasa lapar
la merasa lebih penting dan terhormat dari Manusia manapun
Lantaran ia telah menolong sekian banyak orang. (Aspar 1985:16)
Gerobak itu berjalan perlahan
Bahkan amat pelan
la tertawa pada lelaki tua yang terus Membakarnya
la tertawa pada lelaki tua yang kian
Terbungkuk menyeretnya
la kian melebarkan luka di bahu penyeretnya
Dengan lahapnya ia jilati peluh pak tua
Berderak-derak ia melihat ponyeretnya
Tergesa dan gelisah
la bersiul pada rintih pak tua
la tindih beban berat agar kian memberat
la terkekeh mendengar pak tua terkentut-kentut
la joget ketika batu mengganjalnya
la memaki penyeretnya ketika duduk di tepi jalan
Sambil menggulung rokok
la mengutuk ketika waktu diremehkan
la loncat-loncat ketika pak tua dengan sengaja
Melupakan rasa lapar
la merasa lebih penting dan terhormat dari Manusia manapun
Lantaran ia telah menolong sekian banyak orang. (Aspar 1985:16)
RESENSI
Puisi "Sang Gerobak" menceritakan prilaku
gerobak terhadap penariknya. Gerobak merupakan salah satu alat transportasi
tradisional yang ditarik oleh manusia atau binatang, alat ini biasa ditemukan
di desa. Dipilihnya gerobak padA puisi "Sang Gerobak" menyimbolkan
mata pencaharian masyarakat kecil. Sedangkan Dalam puisi ini digambarkan
gerobak me-nyisahkan penderitaan baru kepada penyeret-nya. Beban yang ada di
dalam gerobak menyebabkan pak tua menariknya dengan susah payah. Penderitaan
penyeretnya semakin bertambah karena sengatan matahari terus membakar kulitnya.
Akhirnya tidak ada pilihan selain tetap menyeret gerobak yang semakin terasa
berat karena benda itu merupakan sumber penghasilannya. Bagi "Sang
Gerobak" penderitaan pak tua merupakan pemandangan yang menyenangkan. Hal
ini terjadi karena/ia merasa lebih penting dan terhormat daripada manusia
manapun/ lantaran ia telah menolong sekian banyak orang/
Bagi Aspar kekuasaan bisa saja seperti gerobak yang digambarkan pada puisi tersebut, beliau mengkritik kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang dapat saja digunakan menjadi alat untuk menekan atau bahkan menindas orang lain. Bagi penyair kekuasaan memiliki dua sisi yang bertolak belakang. Kekuasaan dapat digunakan sebagai sarana untuk berbuat baik sekaligus dapat menjadi sarana untuk berbuat jahat.
Tidak semua orang diberi kemampuan untuk mengurus atau memerintah orang banyak, orang-orang inilah yang biasanya ditunjuk menjadi pemimpin kelompok atau masyarakat. Pemimpin diberi kepercayaan untuk mengambil langkah yang dianggap baik untuk kepentingan orang-orang yang dipimpinnya. Orang yang dipimpin berkewajiban untuk mengikuti apa yang telah diatur oleh pemimpinya.
Seorang pemimpin yang tidak amanah dapat saja menyebabkan dia menjadi seorang pemimpin yang lalim. Kekuasaan yang dimiliki digunakan untuk menguasai orang lain. Berbekal kewibawaan dan wewenang yang dimilikinya, mereka dengan leluasa menindas dan menekan orang-orang yang dipimpinnya. Jika ini tajadi, keadaan orang-orang kecil semakin memprihatinkan impinnya. Jika ini teijadi, keadaan orang-orang kecil semakin memprihatinkan.
Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/arts/2336997-contoh-puisi-dan-contoh-resensi/#ixzz2PJijtsmw
Tidak ada komentar:
Posting Komentar